RESUME 2 : MELAWAN LINGKARAN SETAN KEBUNTUAN BERSAMA Bpk. MUHAMMAD FIRMAN SUWARYA, S.Kom

    
      Mata terasa berat dan mengantuk ketika kubaca di grup Whatsapp, om Jay sudah mengupload informasi tentang biodata narasumber petang ini. Aku segera bergegas menuju dapur untuk mengambil air es dari dalam kulkas, lalu menuangkannya ke sehelai kapas. Sambil menunggu pembahasan, sejenak aku berbaring sembari meletakkan helaian kapas itu di atas kedua kelopak mataku. Lumayan, setidaknya bisa mengusir rasa kantuk yang tadinya sudah mulai menyerangku. 
     Sejak pandemi Covid-19 beberapa bulan yang lalu, kegiatanku terasa semakin padat dari sebelumnya. Banyak webinar dan pelatihan secara online yang menggelitik pikiranku untuk mengikutinya. Tidak jarang, dalam pelatihan itu, peserta diharuskan mengerjakan tugas-tugas apabila berkeinginan untuk mendapatkan sertifikat. Hari ini hari terakhir, aku mengikuti kegiatan Bimtek Media Pembelajaran  Daring yang diadakan oleh wilayah gugus tempatku mengajar selama tiga hari berturut-turut. Lelah itu pasti, namun aku bahagia karena bisa memperoleh ilmu yang mungkin dapat aku kembangkan di masa mendatang.
      Narasumber hari ini Bpk. Muhammad Firman Suwarya, S.Kom. Selain menjadi sseorang guru di SMPN UNGGULAN SINDANG-INDRAMAYU, beliau juga seorang penulis buku Informatika untuk SMP dan pengurus Ikatan Guru TIK PGRI. Tema pembicaraan yang diangkat mengenai berbagi pengalaman menulis dan menerbitkan buku. Sekilas aku membaca biodata beliau memang sangat layak jika dijadikan sebagai figur yang dapat memotivasi para guru dalam berliterasi. Buku-buku karangan beliau sangat bervariasi, mulai dari buku pembelajaran, buku fiksi, dan non fiksi, serta penulis artikel di media online.
    Penerapan Exact Match Pada Singular Value Decomposition Dengan Menggunakan Discrete Cosine Transform Untuk Deteksi Pemalsuan Pada Citra, Persahabatan Sebening Embun, dan Sarjana Cangkul merupakan buku-buku solo karya beliau. Untuk buku-buku antologi yang telah diterbitkan bpk. Firman diantaranya Ayo Belajar Informatika, Dari Film Pendek Hingga Pandai Sikek, Indonesia is We, Buka Bersama Keluarga, Ketika Ramadhan, Sajak-sajak Penaku, Syair Pena Para Pujangga, Story of Life, dan beberapa artikel yang pernah dimuat di Surat Kabar Radar Indramayu Cirebon & media online.
     Melihat judul dan banyak buku yang ditulis, tampak beliau orang yang sangat kreatif dan mampu menginspirasi orang lain agar bisa mengasah kemampuan menulis seperti halnya beliau. Dengan ramah, beliau menyapa kami para peserta dan mengatakan hendak berbagi ilmu mengenai Free Writing. Secara terjemahan, saya mengartikannya sebagai Menulis Bebas. (Mohon maaf jika terjemahan versi saya kurang tepat
Secara pribadi, saya sendiri sering ingin menulis sesuatu. Sayangnya, ketika di tengah jalan tiba-tiba menjadi stuck dan tidak terselesaikan. Ditambah lagi dengan adanya tugas dan kegiatan yang lain maka semakin menguaplah semua ide yang tadinya muncul. 
      Dalam materinya, bpk Firman mengatakan bahwa Free Writing adalah teknik menulis cepat tanpa hambatan. Ternyata benar apa yang saya katakan sebelumnya, terjemahan saya kurang tepat. Beliau juga memberikan tantangan kepada peserta perkuliahan online akan kesanggupan untuk menulis sebanyak 5 lembar dalam sehari. Kegiatan menulis secara konsisten 5 lembar per hari, menurut beliau, dapat menjadikan para peserta sebagai penulis yang handal dan produktif. 
    Kebosanan merupakan suatu penyakit yang sering menghinggapi penulis pemula maupun yang sudah handal. Apabila rasa bosan sudah ada dalam pikiran maka terkadang semua ide akan menghilang. Sehingga penulis akan merasa bingung, pusing, dan tidak tahu harus menuliskan apa lagi. Tidak jarang, seseorang yang mulai belajar menulis merasa tidak memiliki bakat sebagai penulis. Sebaliknya ketika dalam suasana kemalasan, tiba-tiba muncullah ide-ide baru. Alhasil, ide baru yang muncul ini akan terasa lebih bagus dari ide sebelumnya. Akibatnya, ide yang terdahulu belum diselesaikan sementara ide yang barupun juga belum selesai. Begitu seterusnya hingga tidak ada satu karyapun yang dihasilkan. Beliau mengistilahkan sebagai "Lingkaran Setan Kebuntuan".
     Segera menuliskan ide merupakan salah satu cara agar bisa terlepas dari lingkaran setan kebuntuan menurut beliau. Apabila kita mendapatkan ide, alangkah baiknya jika segera menulis hingga ending ide tersebut. Apabila ada yang lupa maka dilewati saja. Hal yang terpenting di sini ialah tetap menulis dan menulis. Langkah berikutnya melakukan cek dan ricek. Pada tahap ini kita tidak boleh memanfaatkan waktu luang namun sebaliknya kita harus meluangkan waktu. Setiap hari kita hendaknya meluangkan waktu 30 - 60 menit untuk menulis. 
     Kesulitan dalam menemukan ide juga menjadi kendala dalam kegiatan menulis. Akan tetapi beliau memiliki komitmen bahwa semua ide baik yang dianggap jelek, kurang bagus, bagus, dan sebagainya tetap ditulis saja. Setelah kemunculan ide, persiapan selanjutnya dalam menulis yaitu dengan membuat outline. Pada intinya outline hanya berisi garis besar saja. Untuk perkembangan selanjutnya akan mengikuti. Langkah berikutnya menulis satu per satu dengan alokasi waktu yang telah diluangkan. Bpk. Firman membiasakan diri untuk meluangkan waktu menulis selama 60 menit selepas sholat Isya' dan melakukannya secara kontinyu. Bagaimana kegiatan bersama keluarga? Menurut beliau semua dapat teratasi karena pada akhirnya anggota keluarga bisa menyesuaikan diri. 
       Menuliskan ide yang paling dikenal dan dikuasai dapat menjadi pilihan agar bisa mengeksekusi ide dengan hati. Kunci dari seorang penulis yaitu bisa menguasai hati para pembacanya. "Apa yang harus dilakukan jika sedang menulis dan mengalami kebuntuan lalu muncul ide baru?" tanya salah seorang peserta. "Tetaplah fokus pada ide sebelumnya, sedangkan ide yang baru dipending terlebih dahulu. Kita harus membuat satu tekad bahwa ide yang baru akan ditulis setelah tulisan kita selesai," jelas beliau. Beliau juga menekankan bahwa menulis dan editting itu merupakan dua hal yang berbeda. Biasanya tulisan yang sederhana lebih mengena di hati pembaca karena ada sentuhan dari hati. Dalam hal ini, tulisan yang sederhana lebih bisa membawa pembaca ke dalamnya. 
      Dalam hal penerbitan, beliau menjelaskan bahwa ada 2 jenis penerbitan yaitu Indie dan Major. Masing-masing jenis penerbitan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penerbitan Indie lebih mudah dan cepat selesai. 
      Free Writing secara sederhana bisa disimpulkan sebagai teknik menulis secepatnya terhadap ide yang muncul tanpa memiliki rasa takut keliru, hasil buruk, dan salah ketik. Dengan kata lain, kita segera menyelesaikan tulisan ketika ide datang. Bersama usaha, doa, dan rasa percaya diri, beliau memberi semangat kepada peserta untuk tetap menulis dan menulis hingga menghasilkan karya atau buku. Demikian penuturan beliau mengakhiri materi. Terima kasih atas ilmu yang telah diberikan ya pak, semoga menjadikan keberkahan bagi kita semua. Aamiin


Penulis : Heni Pristianingsih, S.Pd





Komentar

  1. Kalimat pembuka yang menarik. Terima kasih untuk tips air es bu...🙏
    Tadinya sy pikir mau diminum 🙏🙏

    BalasHapus
  2. Good job.. Bunda.. Salam kenal dan Salam literasi

    BalasHapus
  3. Mantabbbb...dan kerennn abis tulisan...ni udah sangattttt kreatif pandai mengulas dan membuat kata...

    Lanjutkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yg jelas msh trs melatih diri pak, takutnya msk lingkaran setan kebuntuan

      Hapus
  4. Lelah adalah sebuah pilihan ....

    BalasHapus
  5. Tulisannya renyah,. Enak dibaca, mengalir tak terasa sdh selesai kubaca semua

    BalasHapus

Posting Komentar